»» BACA SELANJUTNYA...

Tugas dan Tanggung Jawab Menjadi Seorang Pemimpin

Masih dalam suasana bersilatturahim di hari raya, seorang pemuda desa yang kebetulan menemui saya menanyakan bagaimana caranya agar kelak jika dewasa menjadi pemimpin. Rupanya dari pembicaraan itu, yang tergambar pada pikiran pemuda ini, bahwa kehidupan seorang pemimpin selalu kelihatan enak. Pemimpin menurut gambarannya selalu dihormati, disegani, dikenal banyak orang atau namanya masyhur, dicintai anak buah ----padahal ini sesungguhnya belum tentu, pekerjaannya tinggal memerintah orang, jika berbicara didengarkan, dan penghasilannya juga besar. Tentu masih banyak keuntungan hidup lainnya dari seorang pemimpin.

Saya mencoba menjelaskan, bahwa pemimpin itu banyak macamnya. Ada pemimpin olah raga, seperti misalnya pemimpin pemain sepak bola, bola basket, folly ball, dan lain-lain. Juga ada pemimpin lembaga pendidikan, seperti kyai pesantren, kepala sekolah, pemimpin perguruan tinggi yang disebut dengan rektor. Ada juga pemimpin pemerintahan, atau seringkali disebut pejabat, dari yang terbawah sampai yang tertinggi, mulai kepala desa, atau lurah, camat, bupati, wali kota gubernur sampai presiden. Selain itu ada pemimpin perusahaan, usaha apa saja, misalnya tekstil, perusahaan rokok, perusahaan mobil, perusahaan, perbankan, asuransi, transportasi. Contoh-contoh tersebut, tentu yang dikenal bagus. Sebab selain itu juga ada pemimpin komunitas yang tidak bagus, yang tentu tidak perlu ditambahkan di sini. Dan, tentu saja yang dicita-citakan anak muda yang disebutkan di muka adalah pemimpin yang bagus-bagus itu.

Kemudian saya menjelaskan bahwa seorang pemimpin, agar kepemimpinannya sukses harus memiliki beberapa modal sebagai bekalnya. Di antaranya, pertama, seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan. Seseorang ingin menjadi pemimpin, tetapi jika ia tidak memiliki jiwa kepemimpinan juga akan repot sendiri. Pemimpin itu harus kaya ide, semangat tinggi untuk mewujudkan idenya itu, sabar, ikhlas, suka berkorban dan tentu saja memiliki pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk komunitas yang dipimpinnya. Misalnya sebagai pemimpin bank, ia harus tahu tentang perbankan. Pemimpin perusahaan asuransi, ia juga harus memiliki pengetahuan tentang ke asuransian dan seterusnya.

Kedua, seorang pemimpin adalah orang yang bisa mencintai semua bawahannya. Ia harus bisa membagi cintanya, setidak-tidaknya kepada semua orang yang dipimpinnya. Kalimat ini mudah diucapkan dan seolah-olah bisa dimiliki oleh semua orang. Akan tetapi dalam praktek kehidupan sehari-hari, ternyata tidak semua orang yang dipimpin mudah diatur, mengikuti dan mau menjalankan tugas-tugas yang seharusnya diselesaikan olehnya. Anak buah, sebagai manusia biasa, tidak jarang lupa, salah, kurang semangat bekerja dan bahkan juga sesekali membantah, mengkritik dan sampai berani melawan. Sebagai seorang pemimpin harus mampu menghadapi perilaku bawahan apapun sikap-sikap, karakter, watak yang dimilikinya. Mencinai orang yang mencitainya mudah, tetapi tidak gampang bagi siapapun mencintai orang yang sulit diatur dan bahkan memusuhinya.

Seorang pemimpin rasanya tepat jika diumpamakan sebagai seorang pawang binatang buas dalam permainan circus . Pawang mampu membikin permainan indah dari binatang buas. Padahal binatang tersebut selalu memiliki keinginan menerkam, tetapi seorang pawang justru bisa menaklukkan dan memanfaatkan kelebihan singa dan binatang buas lainnya menjadi tontonan yang indah. Seorang pawang tidak pernah segera membunuh binatang piaraannya, hanya karena binatang-binatang itu membahayakan. Bahkan sebaliknya, pawang itu justru menyenangi binatang-binatang buas itu. Dan jika berhasil melatih dan memimpinnya, ia merasa berpretasi. Sebagai pawang singa, juga tidak tertarik jika perannya diganti menjadi pawang kelinci, kucing atau bahkan pawang itik atau bebek. Siapapun tidak pernah mau dan juga tidak akan dihargai sebatas sebagai pawang binatang jinak ini.

Ketiga, sebagai seorang pemimpin harus mengetahui siapa dan akan dibawa ke mana komunitas yang dipimpinnya. Pemimpin tim olah raga, seperti sepak bola, bola folly, basket dan seterusnya kiranya tidak sulit menentukan akan dibawa ke mana timnya itu. Pemimpin olah raga selalu bercita-cita agar suatu ketika meraih juara. Atas dasar pemahamannya terhadap kekuatan tim yang dipimpinnya, ia akan memiliki target-target yang ingin diraih. Misalnya suatu ketika ingkin meraih juara tingkat RT, kemudian juara tingkat desa, selanjutnya secara berturut-turut juara kecamatan, kabupaten, propinsi, juara nasional dan bahkan suatu ketika ingin menjadi pemimpin tim olah raga tingkat dunia. Tingkatan apa yang ingin diraih, seolah pemimpin juga bisa mengukur kemampuan dirinya dan juga anggota tim pemainnya. Misalnya, belum pernah menjuarai tingkat desa, lalu mendaftarkan diri mengikuti kejuaraan tingkat propinsi, maka akan ditertawakan orang. Sedemikian mudah merumuskan visi dan misi pemimpin olah raga. Dan tentu tidak sedemikkian mudah merumuskannya kepemimpinan di bidang lain, misalnya pemimpin pemerintahan, pemimpin partai politik, perusahaan termasuk juga pemimpin perguruan tinggi.

Pemimpin perguruan tinggi misalnya, ternyata tidak semuanya mampu dan berhasil merumuskan visi dan misi secara jelas. Banyak pemimpin perguruan tingi ternyata gagal sebatas hanya merumuskan itu. Tidak sedikit orang kemudian berkomentar terhadap seseorang pimpinan perguruan tinggi yang sudah sekian lama memimpin, tetapi tidak mampu merubah institusinya. Orang kemudian mengomentari atas kegagalannya itu dengan mengatakan bahwa pemimpin tersebut tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Pemimpin perguruan tinggi tersebut tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Ia hanya sebatas mampu menampilkan diri sebagai pejabat, dan bukan sebagai seorang pemimpin, dan seterusnya.

Sementara orang, kadangkala membedakan antara pejabat dan pemimpin. Pejabat biasanya hanya menangani jenis pekerjaan yang sepele, misalnya membuat program tahunan, mengusulkan besarnya anggaran yang dibutuhkan ke atasan, membagi tugas, menjalankan core bisness dan melaporkan hasilnya setiap tahun. Sedangkan pemimpin tidak sebatas melakukan peran-peran itu. Di kepala pemikmpin harus penuh dengan imajinasi, cita-cita, mimpi-mimpi dan gambaran ke depan. Pekerjaan seperti itu ternyata tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Tidak sedikit orang yang miskin cita-cita, imajinasi, mimpi-mimpi dan cita-cita. Belum lagi tiak sedikit pemimpin yang hanya memiliki “aku” kecil. Pada hal pemimpin harus memiliki “aku” besar, yaitu “aku” yang jauh melampaui dirinya.

Penyandang aku besar biasanya tidak saja berpikir untuk diri dan keluarganya. Konsep ini sepele, tetapi sesungguhnya memiliki makna yang mendalam. Pemilik aku kecil tidak akan bisa menjangkau kebutuhan yang diinginkan oleh seluruh anak buahnya. Sebaliknya ia hanya akan berpikir tentang kebutuhannya sendiri, atau jika agak melebar kebutuhan keluarganya. Orang yang beraku kecil anak buahnyha dijadikan sebagai alat untuk memuaskan dirinya. Orang lain yang berposisi sebagai bawahannya diperlakukan sebagai anak buah, buruh pembantu dan bahkan babunya. Anak buah bagi pemimpin yang ber aku kecil, keberadaannya dipandang rendah. Karena itulah maka tidak perlu mendapatkan perhatian yang cukup. Pemimpin seperti ini tidak mau menyisihkan waktunya untguk memikirkan kesejahteraan mereka. Cara memanggil saja, biasanya tgidak menggunakan sapaan yang hormat, cukup menyebut namanya, tanpa memberi identitas kehormatan seperti Pak, Mas dan seterusnya.

Beda dengan pemimpin yang menyandang aku kecil, pemimpin ber “aku” besar, mereka tidak saja berpikir tentang dirinya, melaikan seharĂ­-hari berpikir untuk mengembangkan dan membesarkan anak buahnya. Semua anak buah diberlakukan sebagai pihak-pihak yang memerlukan perhatian dan harus dibesarkan dalam pengertian luas. Pemimpin yang memiliki aku besar, ia sadar bahwa keberhasilannya membesarkan kampus atau lembaga yang dipimp;innya, harus melewati jalan strategis. Jalan strategis yang dimaksudkan itu adalah membesarkan anak buahnya itu. Logika yang digunakan adalah, jika semua anak buahnya menjadi besar ------gaji cukup, pengetahuanh luas, kesejahteraan terjamin, masa depannya jelas dan seterusnya, maka ia akan bekerja keras dan berkualitas, yang ujung-ujungnya kemudian adalah lembaga yang dipimpinnya akan cepat menjadi besar. Inilah pemimpin yang memiliki “aku” besar itu. Ia akan membesarkan seluruh orang yang dipimpinnya.

Jika kepemimpinan adalah seperti ini, maka benar apa yang ditakan di muka bahwa pemimpin memerlukan jiwa kepemimpinan. Selain itu dia harus memiliki “aku” yang lebih besar. Pemimpin bukan seseorang yang hanya akan mendapatkan keuntungan yang bersifat materi atas imbalan dari posisinya sebagai seorang pemimpin. Pemimpin juga tidak boleh hanya berangan-angan agar tatkala menjadi pemimpin agar memiliki gaji yang jumlahnya paling besar, bisa banyak istirahat, makan bergizi, tidur nyenyak, dan menyandang lambang-lambang kebesaran lainnya. Pemimpin agar meraih kesuksesan dalam memimpin justru harus hidup prihatin dan banyak tirakat. Ia harus sanggup mengurangi tidur, membatasi makanan, membatasi istirahat dan lain-lain. Sebagai bentuk tirakat itu misalnya mengurangi tidur, puasa senin kamis dan bahkan puasa dawud, menjauhi hal-hal yang sifatnya hanya sebatas memerdekakan hawa nafsu. Pemimpin sebenarnya, dengan ilustrasi seperti itu, hidupnya menjadi tidak lebih leluasa dan nikmat dari yang dipimpinnya.

Penjelasan yang panjang lebar saya berikan seperti itu, maka anak muda tadi rupanya baru menjadi mengerti bahwa para pemimpin yang kemudian dihormati orang, kata-katanya didengarkan, dicari dan dicintai banyak orang, ternyata memang tidak mudah dijalani. Pemimpin tidak seperti kebanyakan orang lainnya. Ada hal-hal yang orang lain menjalinya dianggap biasa, tetapi tidak selayaknya hal itu dilakukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin harus mau berkorban, menanggung resiko, banyak ide, pandai berkomunikasi membangun jaringan, pemimpin harus bersedia membagi-bagi cintanya kepada siapapun, baik mereka yang disukai maupun kepada yang dibenci sekalipun. Menolong orang yang dicintai adalah mudah, tetapi pemimpin juga harus mau menolong orang yang sehari-hari mengritik, mencaci maki dan bahkan membenci sekalipun. Inilah tugas dan tanggung jawab pemimpin yang sesungguhnya. Allahu a’lam.

Oleh : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo (Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
»» BACA SELANJUTNYA...

Negara tetangga jauh lebih baik dan menjanjikan. Sementara fasilitas yang kami terima sangat terbatas, bukupenunjang yang minim, dan ada juga sekolah yang harus meminta listrik dari negara tetangga
-- Agustinus, guru di daerah perbatasan
Guru adalah profesi mulia. Akan tetapi, perjalanan para guru tak semulus tujuannya. Ada banyak hambatan yang mereka hadapi dalam menjalani profesinya. Sejumlah persoalan yang mencuat adalah keluhan akan kesenjangan yang dialami guru yang mengajar di kota dan non perkotaan, sulitnya memeroleh sertifikasi, tepatnya penyaluran dana tunjangan, dan berbagai persoalan yang lebih kompleks yang dihadapi para guru di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (daerah 3T).

Daerah 3T adalah daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia. Untuk daerah-daerah ini, masalah yang muncul seperti letak geografis dan minimnya sarana serta prasarana. Persoalan-persoalan ini menjadi hambatan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Potret pendidikan di perbatasan pun terkuak dalam diskusi “Mencari Solusi Problematika Pendidikan dan Guru di Perbatasan” yang digelar sejumlah anggota Komisi X, Jumat (25/11/2011), di Gedung DPR, Jakarta.

"Wajah" pendidikan perbatasan sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di kota-kota besar, dan negara tetangga yang lokasinya memang tak begitu jauh dan sangat terlihat jelas.

Seorang guru SMAN Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Agustinus mengungkapkan, sekolah tempatnya mengajar hanya berjarak sekitar 100 meter dari batas negara Indonesia dan Malaysia.
Menurutnya, guru-guru yang berada di daerah tersebut harus menelan kenyataan yang kurang baik. Setiap harinya mereka harus menahan rasa "cemburu" ketika melihat negara tetangga memberikan jaminan yang lebih baik dan menjanjikan kepada para gurunya demi pembangunan pendidikan yang berkualitas.

"Negara tetangga jauh lebih baik dan menjanjikan. Sementara fasilitas yang kami terima sangat terbatas, buku penunjang yang minim, dan ada juga sekolah yang harus meminta listrik dari negara tetangga," kata Agustinus, yang hadir dalam diskusi tersebut.

Ia menambahkan, dari sisi kesejahteraan, guru-guru di daerah perbatasan juga sangat memprihatinkan. Tunjangan yang diberikan oleh pemerintah melalui tunjangan profesi dan tunjangan khusus guru daerah perbatasan masih bias dan tidak jelas.

Agustinus menjelaskan, untuk sertifikasi tahun 2011, seluruh Kalimantan Barat mendapat alokasi 2146 orang. Dari jumlah tersebut, tidak semua guru di Kampas Hulu mendapatkan kesempatan sertifikasi karena hanya mendapat "jatah" 430 orang. Ketika ditanya alasannya kepada pemerintah pusat dan daerah, jawabannya tidak pernah memuaskan karena mereka saling melempar tanggung jawab.

"Di sana ada kesenjangan dan gejolak sosial. Di tujuh kecamatan ada beberapa sekolah yang tidak mendapatkan sama sekali," ujarnya.

Di Kampas Hulu terdapat tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Kecamatan Badau, Kecamatan Empana, dan Kecamatan Puring Kencana. Dan hanya ada satu SMA di tiga kecamatan tersebut.

"Maka tak heran jika ada anak-anak yang kemudian sekolah ke Malaysia. Selain menjanjikan, tamatan SMA di sana juga mendapatkan sertifikat
 life skill dan bisa kerja di Malaysia dengan gaji yang lumayan," kata Agustinus.

Sumber : edukasi.kompas.com
»» BACA SELANJUTNYA...

TAPAL BATAS : PILIH INDONESIA ATAU MALAYSIA . . .

CERITA DARI TAPAL BATAS mengajak untuk berpetualangan ke tempat yang barangkali belum pernah terpikirkan dalam benak penonton untuk dikunjungi. Film dokumenter nominator Film Dokumenter Terbaik FFI 2011 ini mencoba menyisihkan sejenak kisah hiruk pikuk kota besar Indonesia lantas menyuguhkan problematika nyata yang ternyata masih ada di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Sosok yang beruntung kisahnya diangkat dalam film antara lain ibu Martini guru SD di desa Badat Baru, Kusnadi seorang mantri kesehatan, dan Ella wanita asal Singkawang korban trafficking. Ketiganya punya kisah yang bisa jadi perenungan untuk penonton (Warga Indonesia) tentang pemahaman akan nasionalisme.
CERITA DARI TAPAL BATAS mengajak penonton berjalan-jalan hingga batas negeri dan mendengar cerita dari sana. Ketiga sosok orang biasa ini (Bu Martini, Kusnadi, dan Ella) yang menjadi penutur ceritanya. Ada banyak cerita yang belum terungkap di masyarakat. Permasalahan sehari-sehari seperti ketersedian fasilitas pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial bagi masyarakat dipaparkan kembali lewat cerita personal ketiga tokoh orang biasa ini.
Bagi ketiga tokoh di atas, menjadi orang Indonesia menjadi ujian berat. Mereka harus menjalani hidup yang berat di negeri sendiri sementara tak jauh ada negeri Malaysia menggoda dengan segala kemapanan yang ada. Kisah Bu Martini bisa menjadi contoh bagaimana perjuangannya untuk bisa lulus 'ujian'.
Ibu Martini mengabdi selama 8 tahun di dusun terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Martini menempuh perjalanan 8-12 jam mengarungi sungai untuk bisa sampai di tempat tugasnya. Setiap hari ia harus mengajar 6 kelas seorang diri karena tidak ada guru lain yang tahan untuk mengajar di sana. Rumah dinasnya pun jauh dari kata layak.
Belum cukup ujian tersebut, Martini dihadapkan pada kenyataan tak adil lainnya. Suatu ketika pemerintah memutuskan membangun perpustakaan di tempatnya bekerja. Alih-alih memperbaiki fasilitas guru dan gedung sekolah yang bobrok, pemerintah malah membuat perpustakaan.
Kisah pilu ini bukan untuk ditangisi karena ada semangat berkebangsaan yang lebih besar tersimpan di balik kisah-kisah tersebut. Secara tak langsung, film ini menegaskan bahwa nasionalisme bukan sekadar ucapan belaka. Ada kerja keras untuk bisa mewujudkannya dan bertahan di dalamnya. Tiga tokoh ini memberikan tindakan nyata untuk menjadi Indonesia. Seperti lagu Efek Rumah Kaca yang menjadi soundtracknya.
»» BACA SELANJUTNYA...

KH Sirajuddin Abbas (1905-1980)

Sebagian orang menuduh bahwa KH Sirojuddin Abbas adalah pembohong atau membuat fitnah. Ini dapat dinukil dari tulisan-tulisan puak salafi-wahabi. Akan tetapi, apakah banyak orang tahu siapakah KH Sirojuddin Abbas ini? Latar belakang beliau serta perjalanan dakwah beliau? oleh itu, ana akan memaparkan sekilas biodata beliau yang ana nukil dari Ensiklopedi Ulama Nusantara yang disusun oleh H. M. Bibit Suprapto.

Di kalangan ulama Indonesia, nama kiai Haji Sirojuddin Abbas sudah bukan nama asing lagi. Ulama ini terkenal seorang muallif kitab yang cukup produktif walau tidak sampai berjumlah puluhan buah. Sebagai seorang muallif kitab, Kiai Sirojuddin Abbas justru lebih banyak dikenal orang melalui karya-karya ilmiah keislaman yang disusunnya daripada bertemu langsung wajhan bi wajhin dengan orangnya.

Pikiran-pikiran keagamaan K. Sirojuddin Abbas banyak diikuti orang, baik yang menyangkut segi-segi akidah maupun syariah. Kitab-kitab karya ulama ini bukan saja dibaca oleh kelompok kecil di kalangan masyarakat Minangkabau di mana ia dilahirkan, bukan pula hanya oleh warga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang pernah dipimpinnya, tetapi juga tersebar luas di kalangan umat Islam. Bisa dikatakan, orang Islam Indonesia, khususnya kelompok tradisional, menyatakan Kiai Sirojuddin sebagai pembela mazhab Syafi'i di Indonesia yang argumentatif dan menguasai bidangnya lewat kitab-kitab yang disusunnya. Kalangan tradisional di Indonesia, termasuk di dalamnya Nahdlatul Ulama, mengakui kealiman ulama ini. Ini terbukti dari banyaknya warga NU yang membaca karya-karya K. Sirojuddin Abbas, terutama warga NU dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Kelebihan lain K. Sirojuddin Abbas, selain seorang ulama muallif, adalah sangat gigih mempertahankan mazhab Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya mazhab Syafi'i dalam bidang ilmu fikih. Pembelaan ini relevan sekali dengan kondisi Indonesia dan Asia Tenggara yang mayoritas penganut mazhab Syafi'i dalam ibadahnya. Dengan pembelaannya yang gigih dan argumentatif, banyak kalangan modernis yang menyebutnya terlalu kaku dan apriori terhadap paham lain, khususnya paham-paham baru.

Sirojuddin Abbas dilahirkan tanggal 5 Mei 1905 M di Bengkawas, Bukittinggi (Sumatera Barat), putra seorang ulama besar di kawasan itu, Syekh Haji Abbas Qadli yang lebih dikenal dengan Syekh Abbas Ladang Lawas. Sebagai seorang putra ulama tentu saja Sirajuddin mendapatkan pendidikan ilmu-ilmu keislaman sejak usia kanak-kanak dengan harapan kelak ia menjadi seorang ulama penerus perjuangan ayahandanya.

Pertama kali ia belajar keagamaan kepada ayahandanya sendiri, kemudian meneruskan mengaji kepada ulama-ulama lain di kawasan Minangkabau. Sejak umur 7 hingga 9 tahun (1912-1924) ia menjelajahi beberapa pondok pesantren (surau) di ranah Minang untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Masih belum puas juga dengan ilmu yang didapatkan dari ulama-ulama tanah air, ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau di negeri orang, ke tanah suci Mekkah. Selama enam tahunan ia belajar di Mekkah (1927-1933) sekaligus menunaikan haji setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela belajarnya dan tepat pada musim haji. Di sana ia banyak berkenalan dengan para pelajar dari kalangan melayu maupun dari belahan dunia lainnya. Ia berteman dengan Syekh Muhammad As'ad (ulama Bone), Haji Abdurrahman Sjihab (tokoh Al Wasliyah) dan lain-lain yang kala itu bersama-sama belajar di Mekah, di bawah asuhan ulama-ulama terkenal baik dari kalangan al-Jawi (Melayu) maupun dari kawasan lain.

Puas menuntut ilmu di tanah suci Mekah, ia pulang ke kampung halamannya di Minangkabau untuk meneruskan perjuangan ayahandanya, mengajar di pesantren ayahandanya, walau kemudian ia lebih melebarkan sayapnya berkiprah di dunia yang lebih luas, yakni dunia pendidikan, keagamaan, juga dunia politik. Sebagaimana telah di ketahui, Syeikh Abbas Ladang Lawas adalah pendiri Jam'iyah Perti (Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah) 20 Mei 1930 bersam-sama Syeikh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Jamil Jaho (Trio Pendiri Perti). Sebagai putra pendiri organisasi Islam ini wajar sekali apabila Kiai Sirajuddin Abbas meneruskan perjuangan mereka, bahkan sempat tampil sebagai Ketua Umum Perti (1935). Jabatan ini di pertahankan terus sampai Perti menjadi sebuah partai politik (Partai Islam Perti) 1951. Ia pernah pula menjadi anggota parlemen mewakili Perti dan pernah menjabat Menteri Negara mewakili partainya. Jabatan ini dipegangnya hingga awal Orde Baru, ketika menjadi perpecahan dalam tubuh partai Perti, karena sebagian Pengurus Pusat Perti termasuk KH. Sirajuddin Abbas dianggap terlalu dekat dengan kelompok kiri.

Kiai Sirajuddin Abbas termasuk ulama Syafi'iyah yang sangat kukuh melestarikan dan mengembangkan mazhab Syafi'i, baik melalui jalur pendidikan, keagamaan maupun jalur politik. Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, berdirilah partai-partai politik di Indonesia dengan berbagai asas dan landasannya. Begitu pula Perti, yang asalnya merupakan jam'iyah diniyah sebagaimana Nahdlatul Ulama menjelma menjadi sebuah partai politik tersendiri tanpa bergabung dengan Masyumi dengan nama Partai Islam Perti berlambangkan masjid dan bintang. Partai ini tetap mencantumkan Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagai asas partainya dengan mengikuti mazhab Syafi'i.

Kiai Sirajuddin Abbas meneruskan perjuangan generasi pendiri organisasi itu dengan tetap pada prinsip semula. Ia mengubah perjuangan Perti tidak saja dalam dunia sosial pendidikan dan kebudayaan tetapi juga bidang politik. Partai Islam Perti terhitung partai keci. Tetapi dibawah kepemimpinan Kiai Sirajuddin Abbas, partai ini tetap eksis dan diperhitungkan oleh kelompok Islam lainnya. Bahkan bersama NU dan PSII (minus masyumi), Perti berhasil mendirikan Liga Muslim dengan tokoh-tokohnya Kiai Wahid Hasyim, Kiai Sirajuddin Abbas dan Abi Kusno Cokrosuyoso (1952), tetapi liga ini tidak dapat berjalan secara efektif dan akhirnya pudar.

Sebagai seorang ulama dan politisi, KH Sirajuddin Abbas memiliki banyak pengalaman di bidang politik maupun keagamaan. Ia banyak berkunjung ke berbagai negara asing, baik melalui kunjungan resmi (kenegaraan) sebagai anggota lembaga legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat) maupun kunjungan kerja lain dalam missi keagamaan. Di antara negara yang pernah dikunjunginya antara lain Arab Saudi, Mesir, Yaman, Libanon, Syiria, Irak, Iran, Pakistan, Kazakstan, Turkistan, Turkmenia, Sin Kiang, Aljazair, dan Maroko. Mustahil apabila tokoh ini tidak memiliki pengalaman yang cukup di bidang politik maupun kemasyarakatan. Karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh politik kiri, yang tentunya demi kepentingan politiknya dan eksistensinya Perti sebagai partai kecil, maka ia sering dicap sebagai sel dari PKI dan kelompok kiri lainnya.

Walaupun KH Sirajuddin Abbas banyak terlibat dalam kegiatan praktis, tetapi ia tidak pernah melupakan kegiatan keagamaan. Semasa menjadi partai politik, Perti juga tetap menangani masalah keagamaan, sosial dan pendidikan, sebagaimana peran yang diambil oleh Nahdlatul Ulama. Memang kedua organisasi ini termasuk kelompok organisasi Islam tradisional di samping Al Wasliyah, Nahdlatul Wathan dan beberapa organisasi Islam berskala lokal.

KH Sirajuddin Abbas tercatat sebagai ulama terkemuka bukan lantaran pondok pesantren yang dipimpinnya, bukan karena ia seorang orator yang memukau publiknya,bukan pula karena ia tokoh partai politik Islam atau politisi. KH Sirajuddin Abbas dikategorikan sebagai ulama besar karena ia seorang ulama muallif (pengarang) yang bukunya dipergunakan sebagai rujukan berbagai pihak dari kalangan ulama Islam dalam mempelajari ilmu keislaman khususnya Ahli Sunnah wal Jamaah dan mazhab Syafi'i. Bayangkan saja, tokoh-tokoh ulama, cendekiawan sampai mahasiswa dan pelajar dari kalangan Nahdlatul Ulama (sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia) banyak mengikuti pendapat KH Sirajuddin Abbas yang ditulis dalam buku-bukunya. Mereka mengikuti pemikiran KH Sirajuddin Abbas tanpa memandangnya sebagai pemimpin organisasi Islam yang kecil semacam Perti, tetapi semata-mata karena keulamaannya.

Di antara karya ilmiah KH Sirajuddin Abbas yang banyak dibaca orang adalah I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah yang mengupas tentang firqah-firqah faham dalam bidang akidah keislaman yang 73 aliran. Di antara yang paling tepat adalah Ahlussunnah wal Jama'ah. Begitu pula kitab 40 Masalah Agama (4 jilid) banyak mengupas persoalan-persoalan fikih yang dibahasnya secara argumentatif menurut faham mazhab Syafi'i. Kitab ini banyak dipergunakan di masyarakat Islam, baik di kalangan intelektual maupun orang awam.

Sebahagian karya ilmiah KH Sirajuddin Abbas ditulis dalam bahasa Arab sebagian lagi dalam bahasa Indonesia. Kitab-kitab kuning berbahasa Arab yang ditulis KH Sirajuddin Abbas adalah:

~ Siraj al-Munir, berisi fikih Syafi'i terdiri 2 jilid.
~ Jawahir Ilm an-Nafs, berisi ilmu jiwa ditinjau dari ajaran Islam.
~ Siraj al-Bayan fi Fihrasati Ayat al-Qur'an, berisi tentang pembahasan ayat-ayat Al-Qur'an untuk memudahkan orang mempelajari kitab suci itu.
~ Bidayah al-Balaghah, tentang ilmu balaghah dan bayan (retorika).
~ Khulashah Tarikh al-Islam, tentang sejarah Islam.
~ Ta'limul Insya'.

Karya-karyanya dalam bahasa Indonesia antara lain:

~ I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah
~ 40 Masalah Agama, terdiri 4 jilid besar.
~ Thabaqatus Syafi'iyah, yang berisi untaian ulama-ulama Syafi'iyah dari zaman ke zaman, termasuk sejarah singkat dan karya-karyanya.
~ Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi'i, juga pembelaan terhadap mazhab ini di Indonesia.

KH Sirajuddin Abbas tetap berkhidmat dalam perjuangan Islam melalui kegiatan karya ilmiah maupun kegiatan keagamaan lain yang praktis sampai usia lanjut. Ulama ini wafat di Jakarta tanggal 27 Agustus 1980 dalam usia 75 tahun, usia yang bisa dikatakan lanjut untuk manusia masa kini. Walaupun ia telah wafat, tetapi pengaruhnya tetap hidup di kalangan umat, selama karya-karyanya masih tetap dibaca oleh kaum muslimin. Bagaimanapun juga KH Sirajuddin Abbas merupakan salah seorang ulama pembela mazhab Syafi'i yang gigih di Indonesia walaupun banyak yang menilai karya-karyanya lebih bersifat doktrinal dan bahkan apologis untuk Ahlussunnah wal Jama'ah terutama dalam bidang fikih mazhab Syafi'i.
 
Sumber : 
»» BACA SELANJUTNYA...

5 Karya IT Anak Indonesia Yang Diakui Dunia

1. BlankOn Linux (Distro Linux yang dikembangkan Indonesia)

Mungkin yang menggunakan Mac OS X atau Windows (Ane sendiri adalah user Linux) akan "ogah" mencoba distro Linux yang satu ini, tapi jangan salah sangka! Ada banyak aplikasi GRATIS pengganti aplikasi Windows/Mac yang tersedia di BlankOn! Mau tahu lebih lanjut tentang BlankOn? Silahkan kunjungi website dibawah ini!

Website : http://www.blankonlinux.or.id/
Kategori : Distro (distribusi) Linux


2. PC Tablet Wakamini
Zyrex, produsen peralatan komputer lokal Indonesia, menawarkan produk terbaru tablet PC yang diklaim 100% buatan Indonesia yaitu produk komputer tablet Wakamini MP 1291 series Multi Touch dan Wakatobi Mini 963 seharga tiga jutaan saja. Wakamini adalah komputer tablet buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000.

Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru.
Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh.
Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi “4 in 1? card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.

Website : http://www.zyrex.com/index.php/Wakam...es-MP1291.html
Kategori : Tablet PC


3. Chipset Wimax Xirka
XIRKA System-on-Chip (SoC) generasi pertama adalah sebuah chipset untuk Broadband Wireless Access (BWA) yang sesuai dengan standard IEEE 802.16d-2004 untuk fixed WiMAX dan IEEE 802.16e-2005 untuk mobile WiMAX.

Chipset XIRKA memberikan WiMAX integrator sebuah solusi yang handal dengan Physical Layer (PHY) yang terintegrasi penuh dan solusi didalam Media Access Control (MAC) sehingga menjadikan subscriber station (SS) maupun mobile station (MS) yang tidak hanya ber performa tinggi (dengan throughput up to 40 Mbps), tetapi juga dengan harga yang ekonomis.
Chipset XIRKA sangat cocok digunakan di dalam USB dongle dan USB mini-cards sebagai mobile station untuk laptop, PDA, dll maupun didalam CPE modem untuk desktop komputer di sekolah, perkantoran maupun kompleks perumahan.

Wimax sendiri artinya hampir sama dengan Wi-Fi. Hanya saja jangkauan sinyalnya lebih luas. Denger-denger nih gan, Wimax di Taiwan jangkauannya se-kota..

Website : http://www.xirkachipset.com/
Kategori : Chipset WiMAX


4. PCMedia Antivirus (PCMAV)
Siapa sih pengguna Windows di Indonesia yang tidak kenal Antivirus (AV) yang satu ini? Siapa lagi yang membuat PCMAV kalau bukan pihak majalah PCMedia? PCMAV dimulai pada awal tahun 2006. Antivirus ini merupakan Antivirus yang (rata-rata) paling banyak digunakan di Indonesia. Mengingat kemampuannya yang sangat bagus dan sangat membantu.

Untuk urusan kompabilitas, update dan penanganan bug, siapa lagi kalau bukan PCMAV pemenangnya? Selain itu, PCMAV dibuat dalam berbagai edisi, seperti PCMAV Express, dll. Rilis baru PCMAV biasanya bareng rilis edisi baru Majalah PCMedia.

Website : http://virusindonesia.com/
Kategori : Antivirus


5. Game Nusantara Online
Kabar gembira ni buat para pecinta game online. Terutama yang ingin merasakan dahsyatnya game online karya anak-anak negeri, cobalah game Nusantara Online.

Game ini dibuat dengan karakter-karakter asli Indonesia. Dijalankan diatas engine Another Game Engine Library (Angel) juga buatan Indonesia, Indonesia banget deh pokok nya. 
Sigit, Direktur Operasional PT Nusantara Wahana Komunika menjelaskan cerita dalam game ini. Nusantara Online mengambil cerita berlatar belakang kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia. Diantaranya kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan Pajajaran untuk versi pertama. Selanjutnya setiap tahun akan meluncurkan 3 kerajaan baru. Sehingga tiap provinsi dapat diwakili satu kerajaan.

“Rencananya, pada setiap versi baru yang akan diluncurkan tiap tahun, akan ada tambahan tiga kerajaan baru hingga setidaknya tiap provinsi di Indonesia dapat diwakili oleh satu kerajaan,” urainya. Penasaran ingin segera menjajal game online lokal Indonesia ini?
»» BACA SELANJUTNYA...

Australia Menganggap Anak Indonesia Memiliki Pengetahuan yang Baik

Australia kembali menyoroti ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah di Indonesia. Para peneliti dari Australia menganggap anak-anak Indonesia memiliki pengetahuan yang baik. Namun, belum banyak pelajar Indonesia yang mempertimbangkan karirnya dalam bidang ilmu pengetahuan.

Profesor Barry J Marshal, peraih Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2005 dari University of Western Australia mengungkapkan bahwa sebenarnya anak-anak Indonesia memiliki pengetahuan yang baik, tapi belum banyak yang memilih berkarir menjadi seorang peneliti.
Kata dia, banyak penelitian yang dapat dihasilkan dari para anak muda ini. "Untuk mewujudkan itu, butuh dukungan dari institusi terkait, seperti pemerintah, guru, komunitas dan lingkungan," kata Barry J Marshal dalam acara Festival Science for Our Future di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 9 Oktober 2012.

Menurutnya sebuah penelitian harus berdasarkan ilmu pengetahuan yang baik. Ilmu pengetahuan juga harus diperoleh dari sebuah institusi pendidikan yang bermutu.

"Kurikulum pendidikan jangan terlalu padat, sebab itu hanya membuat anak menjadi stres. Biarlah anak-anak belajar dengan sendirinya. Nantinya ia akan memiliki keinginannya sendiri dalam meneliti berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya," tambah Barry J Marshal.

Marshal mencontohkan bahwa Pemerintah di Chicago, Amerika Serikat, sangat mendukung komunitas-komunitas sains. "Bahkan ada acara TV yang membahas tentang dunia sains yang dilakukan oleh anak-anak muda," ujarnya.

Marshal juga memberikan saran buat anak-anak Indonesia agar tetap semangat melakukan penelitian dan membentuk komunitas penelitian.

"Banyak manfaat dari sebuah penelitian, Anda bisa melakukan banyak hal dari penelitian tersebut. Peneliti muda harus memiliki komunitas agar banyak diskusi yang membahas sebuah penelitian," tutup Marshal. (umi)

Sumber : VIVAnews
»» BACA SELANJUTNYA...