Politikindonesia - Air
kencing selama ini adalah limbah rumah tangga. Siapa sangka, dengan
inovasi, urine tersebut ternyata dapat diubah menjadi sebuah energi
alternatif. Dengan memadukan urine dengan tenaga matahari, ternyata
dapat menjadi bahan bakar yang bisa menggerakkan mobil.
Hebatnya
lagi, inovasi yang pantas diancungi jempol itu ditemukan oleh dua
pemuda yang masih duduk sebagai siswa SMA Negeri 10 Kota Malang. Penemu
energy alternative unik ini adalah 2 siswa kelas 11 jurusan IPA, bernana
Nurul Inayah dan Nanda Novia.
Bahkan,
temuan keduanya telah mendapat penghargaan dari dunia internasional.
Dari hasil penemuannya, mereka mampu meraih medali emas di ajang
kompetisi International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) ke 6 di
Georgia.
“Penelitian
ini kami lakukan selama 3 bulan. Kita memanfaatkan listrik tenaga surya
dan kencing manusia atau urine menjadi hidrogen yang menghasilkan
listrik untuk menggerakkan mobil," ujar Nurul.
Dalam
ekperimen yang mereka lakukan, dengan menggunakan bahan bakar urine,
mobil mampu melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam. “Maksimal 1
liter urine menghasilkan listrik untuk melaju sejauh 17 kilometer,"
imbuhnya.
Nurul
berkisah, ide tentang penelitian tersebut, muncul dari sebuah kasus
kecil yang menimpa asrama para siswa yang mendapatkan beasiswa dari
Sampoerna Foundation, yang siswanya ditampung di SMA Negeri 10 Kota
Malang. “Saat itu, pipa saluran air di kamar mandi asrama yang kami
tempati bocor. Karena bocor, air kencing yang ada mengalir kemana-mana
dan bau. Akhirnya, saya dan Nando berinisiatif untuk meneliti apakah air
kencing itu bisa menghasilkan energi alternative, karena baunya
menyengat," ujar perempuan muda berjilbab ini.
Hasil
penelitian tersebut diberi nama "PhotoElectroSystem". Adapun prinsip
kerjanya, listrik bertenaga surya disimpan dalam baterai dan
dimanfaatkan untuk menggerakkan motor 75 persen, sisanya digunakan dalam
proses elektrolisasi. Dengan alat elektrolizer tersebut elektrolit
berupa urine menghasilkan gas hidrogen dan nitrogen sebagai limbah
dilepas ke udara. “Kalau proses elektrolisasi untuk satu liter urine
membutuhkan waktu selama 1,5 menit.”
Namun
penelitian ini menemukan, urine yang bisa digunakan hanya dari manusia
sehat. Ia mengatakan, urine dari orang yang mempunyai kadar gula tinggi,
tidak bisa digunakan untuk bahan bakar ini. “Karena jika mengandung
unsur gula atau kimia lain akan menganggu proses elektrolisasi,"
jelasnya. Contoh urine yang sehat adalah yang tidak terlalu pekat dan
tidak terlalu kuning.
Diceritakan
Nurul pula, urine dipilih karena proses elektrolisasinya lebih efisien
hanya membutuhkan catu daya 0,37 volt. Sedangkan proses elektrolisasi
air membutuhkan listrik 1,2 volt. Selanjutnya, gas hidrogen dialirkan ke
fuel cell sehingga terjadi reaksi penggabungan antara hidrogen dan
oksigen, sehingga menghasilkan listrik. "Kemudian, tenaga listrik itu,
dialirkan ke proton exchange membrane fuel cell untuk mengikat proton sehingga hanya elektron saja yang disimpan dalam baterai dan menjadi listrik untuk penggerak motor.”
Dari
listrik yang dihasilkan tersebut, telah diujicoba menggerakkan mobil
radio kontrol. "Saat ini, kita telah merencanakan alat tersebut ditanam
di sebuah mobil," tukasnya.
Untuk
merealisasikan alat tersebut, bisa menggerakkan mobil listrik,
membutuhkan dana hingga Rp50 juta. Dana tersebut, lebih murah
dibandingkan mobil hybrid seharga Rp215 juta. Dalam perencanaannya,
solar cell dipasang di atap mobil, sedangkan elektrolizer dan fuel cell
dibenamkan di Chasis Mobil bagian depan pengganti mesin mobil. “Mobil
berbahan bakar urine ini menghasilkan daya 100 hp/5000 Rpm dengan torsi
125 Nm/3800 Rpm," papar Nurul.
Kendaraan
dari tenaga bahan bakar urine itu, menggunakan baterai litium 325 volt
dan solar cell 200 watt. "Cita-cita kita berdua saat ini, bisa
merealisasi mobil listrik berbahan bakar urine itu dengan dukungan dari
dana sponsor, karena kita tidak ada dana," ujar dia.
Saat
ini pihak sekolah, sedang mengajukan hak paten atas temuan kedua
pelajar tersebut. Bahkan jika sudah teruji, nantinya akan membuat
semacam SPBU untuk menampung urine itu.
Dari
temuan tersebut, Nurul dan Nando terus berusaha mengembangkan dan
merealisasikan bagaimana hasil temuannya itu bisa menjadi pengganti BBM.
Mereka membutuhkan dukungan pemerintah. Apalagi, karya mereka ini sudah
terbukti bisa meraih medali emas di olimpiade dunia.
Sumber : www.politikindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar
Matur Tengkyu